.
.

PD: Nazaruddin Harus Kembalikan Uangnya yang di Singapura ke Kas Negara

 
Jakarta Jakarta - Mantan staf Permai Grup, Oktarina (Rina) mengaku bahwa mantan bosnya, Nazaruddin menyembunyikan uangnya di Singapura. Menurut Rina, Nazaruddin menyimpan uangnya di dua perusahaan yakni Ampi IT dan Talent Center.

Partai Demokrat (PD) pun meminta Nazaruddin untuk mengembalikan uangnya tersebut ke kas negara. "Segera kembalikan uang APBN atau rakyat yang telah dilarikan ke Singapura. Ini yang paling penting dan rakyat sudah sangat marah," ujar Ketua DPP Demokrat bidang Pemberantasan Korupsi dan Mafia Hukum Didi Irawadi Syamsuddin saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (28/1/2012).

Menurut Didi, apa yang dilakukan Nazaruddin selama ini sungguh ironi. Nazaruddin kerap menuding Partai Demokrat, namun ternyata Nazaruddin masih menyimpan uangnya hasil fee proyek pemerintah di luar negeri.

"Apapun yang dia katakan dan juga tudingan ke segala arah yang telah dilakukannya, tapi ironi karena pada saat yang bersamaan dia tetap sembunyikan uang yang diambil dari APBN tersebut," terang anggota Komisi III DPR ini.

Didi menyebut uang yang disembunyikan Nazaruddin dari menguras APBN sangat besar. Hal ini membuat publik menjadi sangat marah, sehingga Nazaruddin harus mengambalikan uang tersebut ke kas negara.

"Apalagi uang tersebut jumlahnya sangat besar. Betapa perbuatan kriminal dan keserakahan ini hanya bisa dimaafkan bila mengembalikan segera uang tersebut pada negara," imbuhnya.

Nazaruddin ternyata pintar menyembunyikan uangnya. Kala proyek-proyeknya mengalirkan keuntungan dia pun menaruh uangnya di Singapura.

"Ada 2 perusahaan di Singapura, Ampi IT dan Talent Center," kata mantan staf Nazaruddin di Permai Grup, Oktarina saat ditemui di Pengadilan Tipikor, Jumat (27/1) malam.

Rina bekerja di bagian keuangan. Sesaat setelah kasus Wisma Atlet diungkap KPK pada 21 April 2011 lalu, dia 'diungsikan' Nazaruddin ke Singapura.

"Kata Ibu Neneng (istri Nazaruddin) saya di sana agar mengajari staf perusahaan itu," jelas Rina yang sempat hendak dibuatkan izin bekerja di Singapura.

Rina tinggal di sebuah hotel di negeri Singa itu, sedang Nazaruddin bersama Neneng dan anak-anaknya menetap di apartemen yang tidak jauh dari hotel itu. Nazaruddin dan istri kerap mengajaknya makan di restoran Sanghala dan Garuda.

Pada akhir Mei 2011, Rina meninggalkan Singapura. Dia kabur dari Nazaruddin.

"2 Perusahaan itu tidak ada kerjanya. Hanya nama saja, yang kelola orang Singapura," terang Rina.

"Yang saya tahu saja, Pak Nazar mengirimkan uang US$ 5 juta, 2 juta Euro, dan 3 juta dollar Singapura ke rekening di sana untuk perusahaan itu," timpal Yulianis yang mendampingi Rina.

Kedua perempuan ini curhat kepada wartawan karena merasa selalu dipojokkan Nazaruddin. Kini keduanya pun meminta perlindungan LPSK dan KPK.

Sedang Nazaruddin yang dikonfirmasi usai persidangan pada Jumat malam, membantah soal kepemilikan perusahaan itu.

"Kalau di Singapura silakan cek perusahaannya, tunjukkan aktenya," terang Nazaruddin.

www.kapanlagi.com

Popular Posts

Cari halaman terkait

Apian mblakrax hunting edelweis. Diberdayakan oleh Blogger.
Powered By Blogger